Selasa, 13 Juni 2017

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING DI BERBAGAI BIDANG

Disusun oleh :  1. Usyana Zalfa Ufairah ( C1C015046 )
2. Reghina Azti Annafi ( C1C015047 )
3. Asih Cahyani ( C1C015063 )

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING DI BERBAGAI BIDANG

Cloud Computing (komputasi awan ) merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer-komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tidak semua yang terkoneksi internet menggunakan cloud computing. Jadi dapat dikatakan bahwa Komputasi awan  adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
 images 1.jpg
Macam-macam teknologi dari cloud computing diberbagai bidang:
1.   Cloud Computing dalam Bidang Kesehatan.
Penerapan Cloud Computing untuk bidang kesehatan di Indonesia tergolong baru jadi masih memerlukan  penggunaan teknologi yang memadai untuk mendukung fasilitas tersebut, sedangkan  di negara-negara maju sudah cukup lama dalam  menggunakan  teknologi ini. Untuk itu perlu ada edukasi serta perlatihan-pelatihan ke pengguna lokal untuk mengantisipasi  adanya kekhawatiran tentang masalah keamanan dan privasi. Dunia kedokteran  pada  abad  millenium  telah  mendapat dukungan dari perkembangan teknologi informasi, beberapa diantaranya adalah CT-Scan yang dapat menggambarkan struktur bagian dalam tubuh manusia. Dynamic Spatial Rconstructor (DSR) yang dapat digunakan melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. Hal ini untuk mempermudah dan meningkatkan kinerja dari para dokter.
Salah  satu  teknologi dari Cloud Computing  yang digunakan adalah Telemedicine, yaitu pelayanan di bidang kesehatan jarak jauh. Hal ini mencakup bentuk pengobatan  yang memanfaatkan media untuk berinteraksi antara dokter dan  pasien. Ini  berarti bahwa layanan pengobatan yang mencakup semua bentuk pengobatan yang memanfaatkan  media, dimana pasien dan dokter dapat berkomunikasi jarak jauh. Baik menggunakan telepon seluler, telepon rumah, internet dan sebagainya. Telemedicine juga didefinisikan sebagai transfer data medis elektronik dari satu lokasi ke lokasi lainnya via online.
Telemedicine dapat dikatakan  sebagai  alat yang dapat membantu banyak orang dengan beragam masalah kesehatan. Sangat banyak manfaat yang ditawarkan dalam penggunaan Telemedicine, seperti halnya efektivitas waktu, biaya dan tenaga, artinya pasien tidak perlu untuk jauh-jauh datang ke rumah sakit yang menghabiskan banyak waktunya di perjalanan, biaya bahan bakar, dan fisik bertahan di tengah-tengah kemacetan untuk berkonsultasi masalah kesehatan dengan dokter, cukup dengan memanfaat teknologi informasi seperti halnya email atau bahkan video conference dan lain sebagainya.
Adapun manfaat lain yang ditawarkan yakni mengatasi persebaran tenaga medis atau ahli kesehatan, dokter yang sudah professional yang persebarannya tidak merata disetiap daerah yang ada di Indonesia. Intinya, dengan Telemedicine, pasien dapat berkonsultasi dan melakukan pengobatan jarak jauh denga dokter ahli yang ia percayai mampu untuk membantu permasalahannya.
Penerapan Cloud  computing juga sangat membantu dalam pengelolaan data individu pasien, maupun data agregat yang merupakan aspek penting untuk mendukung pelayanan dan manajemen di bidang kesehatan. Pelayanan akan menjadi lebih optimal, jika pengelolaan data tersebut dilakukan dengan baik. Penerapan teknologi dan sistem informasi di instansi pelayanan kesehatan,dapat  memberikan dampak yang signifikan dalam administrasi data dan informasi kesehatan.
Pemanfaatan cloud computing meliputi penyimpanan data, keamanan data dan penggunaan infrastruktur information technology, yang tergabung dalam cloud computing. Penggunaan cloud computing memberikan manfaat efisiensi dan kemudahan akses data, selain itu juga dapat meminimalisasi biaya infrastruktur teknologi informasi yang cukup besar karena akses data dalam cloud computing memanfaatkan layanan berbasis internet. Penggunaan cloud computing  di bidang kesehatan meliputi cloud electronic helth records, integrasi cloud computing pada aplikasi telemedicine, cloud computing  untuk analisa teleradiology. Sehingga pemanfaatan cloud computing untuk pengelolaan data kesehatan di instansi kesehatan, baik di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan Unit Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, diharapkan dapat mengatasi permaslahan yang ditimbulkan oleh pengelolaan data secara konvensional maupun penggunaan komputer secara sederhana.
Permasalahan yang terkait dalam penerapan cloud computing adalah security atau keamanan. Cloud computing menyediakan banyak layanan yang membutuhkan tingkat kepercyaan yang tinggi, sehingga keamanan menjadi hal yang sangat penting dalam penerapan cloud.
2.       Cloud Computing dalam Bidang Pemerintah
Banyak keuntungan yang didapatkan apabila menerapkan cloud computing di pemerintahan. Terutama dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat, sekarang di Indonesia dikenal dengan nama E-Goverment. Contohnya yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyediakan layanan cloud computing meliputi layanan jasa alih daya pengelolaan TIK untuk instansi pemerintah. Contoh lainnya yaitu Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) memanfaatkan cloud computing dalam system kerjanya.
Berikut keuntungan – keuntungan di dalam bidang pemerintah dalam menggunakan cloud computing yang dibagi menjadi empat aspek, yaitu aspek ekonomi, aspek pengendalian, aspek efisiensi dan aspek pelayanan.
a.    Aspek ekonomi
Keuntungan yang didapatkan diantaranya :
·   Penghematan biaya gaji pegawai pemerintahan, serta biaya diklat pegawai karena telah disediakan oleh penyedia jasa cloud computing
·   Mengurangi biaya pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur ICT
·      Tidak memerlukan biaya lisensi software yang digunakan karena dilakukan oleh pihak penyedia  jasa  cloud computing
b.   Aspek pengendalian
·      Pihak penyedia jasa cloud computing bertanggung jawab terhadap aktivitas yang mencurigakan di server
c.   Aspek Efisiensi
·      Efisiensi waktu dalam mengaskses data
·      Tidak memerlukan laptop/flashdisk/harddisk dalam menyimpan data
·      Mendapatkan informasi lebih terkait dengan masyarakat umumnya. Karena terdapat analisis yang mendalam terhadap database.
d.     Aspek pelayanan
·      Mempermudah pekerjaan pegawai di instansi pemerintah karena pihak penyedia jasa layanan cloud computing memberikan layanan update dan konfigurasi
·      Penyediaan infomasi bagi masyarakat lebih cepat dan lebih baik

3. Cloud computing dalam bidang pendidikan
Seiring berjalannya waktu mulai banyak teknologi yang berkembang di bidang pendidikan, misalnya saja Cloud computing ini yang mulai digunakan. Cloud computing yang sangat sering kita gunakan adalah Google Apps. Google Apps ini merupakan layanan yang disediakan oleh Google yang memiliki berbagai fitur / aplikasi yang saling terintegrasi, sehingga dapat digunakan oleh pengguna baik individu maupun kelompok. Salah satu penerapan Google Apps untuk pendidikan adalah “Google for Education” yang menawarkan sebuah hosting gratis untuk mempermudahkan lembaga-lembaga pendidikan seperti mengelola email, chat, kalender, berbagi dokumen, dll. Fitur - fitur utama yang ada di Google for Education :
  • Gmail, Gmail disini adalah layanan webmail yang dikelola oleh Administrator Google Apps lembaga yang bersangkutan, dengan format url dari lembaga pendidikan tersebut (misal : kepsek@sman11.sch.id).
  • Google Calendar, dengan layanan ini Administrator, Guru dan siswa dapat mengatur jadwal mereka masing-masing. Misalnya membuat kalender akadenik yang kemudian ditampilkan dalam website.
  • Google Talk, Administrator, Guru dan siswa dapat berbincang secara online dan bahkan mengirim pesan.
  • Google Docs, ini adalah fitur yang dapat digunakan untuk berbagi dokumen, spreadsheet, dan presentasi kepada seluruh civitas sekolah.  
  • Google Sites, pada fitur ini bekerja sama untuk memelihara dokumen, isi web, dan informasi lainnya yang ada di website.
  • Google Video for education, dan fitur ini menjadi solusi hosting dan berbagi video yang memungkinkan sekolah dan organisasi lainnya untuk menggunakan video ini sebagai media efektif dalam berkomunikasi.

Selain memiliki berbagai fitur diatas, Google for Education ini juga memiliki menu lainnya yang dapat membantu lembaga pendidikan. Dibawah ini adalah tampilan dari Google for Education dan Fitur utamanya :

ga.png

gs.png

4. Cloud computing dalam bidang telekomunikasi
Implementasi cloud computing dalam bidang telekomunikasi adalah menyediakan layanan sistem informasi yang memusat, artinya semua data yang tersebar tetap bisa dikelola dan terpantau oleh pusat data. Conohnya adalah pada perusahaan Telkom uang sudah memiliki cloud computing telekomunikasi yang menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data / internet dan jasa multimedia lainnya.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan ( diakses tanggal 12 Juni 2017 )


Senin, 05 Juni 2017

Review Jurnal

Review Jurnal

Oleh : 1. Usyana Zalfa Ufairah (C1C015046)
           2. Reghina Azti Annafi (C1C015047)
           3. Asih Cahyani (C1C015063)

Judul                                    : Defining Information Systems Succes in Canada
Penulis                                 : Hafid Agourram dan Bill Robson
Jurnal Penelitian               : Information Management & Computer Security Vol. 14  No.4, 2006, p 300 – 311

Di dalam jurnal telah dijelaskan bagaimana orang – orang di Kanada telah merasakan keberhasilan dari system informasi. Sistem informasi ini, di beberapa negara juga telah diteliti bagaimana kaitannya dengan budaya – budaya yang ada di negara tersebut. Sistem informasi yang berhasil dapat mempengaruhi dan memberikan kontribusi terhadap dunia praktek. Karena jika budayanya berbeda maka akan menciptakan system informasi yang berbeda pula. Oleh karena itu jurnal ini melakukan  penelitian bagaimana cara membangun keberhasilan system informasi dalam budaya yang berbeda khususnya di Kanada.

1.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian jurnal ini adalah untuk memfokuskan pada system informasi yang berhasil di dalam lingkungan multi budaya. Dengan tujuan utamanya yaitu untuk menggambarkan bagaimana kesuksesan system informasi dibatasi dan diamati di lingkungan budaya nasional di Kanada.
2.    Kajian Literatur
Menurut Alter (2000) bahwa teknologi informasi dan praktek kerja saat ini saling berkaitan sehingga masing – masing bisa diamati pengaruhnya terhadap kesuksesan. Berdasarkan penelitian bahwa orang – orang memperhatikan, menafsirkan dan menyimpan informasi berdasarkan nilai, asumsi dan harapan mereka. Di dalam konteks internasional telah diteliti bahwa teori dan konsep system informasi yang ditemukan di satu budaya tidak dapat disamakan dengan budaya lainnya. Karena budaya di tiap negara itu berbeda, tergantung dari sekelompok orang yang menganut dan memahami hal yang sama di sekitar mereka.
3.    Metodologi
Menggunakan pendekatan kualitatif, serta dalam analisisnya menggunakan teori grounded yang bertujuan untuk mengembangkan teori yang didasarkan pada data (Myers, 1997). Teori grounded adalah metode di mana peneliti mencoba untuk mendapatkan sebuah teori dengan menggunakan beberapa tahap pengumpulan data dan penyempitan dan keterkaitan kategori informasi (Strauss and Corbin, 1990). Inilah tujuan dari penelitian ini. Tiga elemen dasar teori grounded : konsep, kategori dan proposisi. Konsep adalah tingkat abstraksi data mentah yang paling rendah seperti yang ditekankan oleh Corbin dan Strauss (1990). Kategori abstraksi teoritis lebih tinggi daripada konsep. Perbedaan antara konsep dan kategori adalah tingkat abstraksi teoritis. Model dalam penelitian ini harus didasarkan pada data peserta karena dikumpulkan dan dianalisis dalam konteks peserta. Proses dua tahap dilakukan dalam penelitian ini. Tahap pertama menyangkut analisis data oleh peneliti. Pada tahap kedua, kami meminta dua ahli dalam sistem informasi dari sebuah universitas terkenal untuk memverifikasi temuan kami.
a.    Kasus
Fokus dari penelitian ini adalah organisasi multinasional yang memiliki anak perusahaan di berbagai negara dan mempekerjakan sekitar 80.000 karyawan. Kasus dalam penelitian ini telah beralih ke standarisasi IS untuk mencapai tujuannya. Tujuannya adalah untuk membangun makna kesuksesan IS di Kanada. Mempunyai satuan analisisnya adalah responden di anak perusahaan Kanada.
b.    Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di tempat kerja peserta dengan cara mewawancarai langsung. Dalam wawancara semua informasi dicatat dan direkam kemudian ditransipkan ke dalam komputer yang menggunakan paket pengolah kata , kemudian semua catatan dan data mentah dimasukkan dalam kartu berkode. Mekanisme pengkodean disusun sebagai berikut: tiga karakter untuk mewakili negara, angka dua digit untuk mewakili jumlah peserta dan satu karakter untuk menunjuk tingkat analisis Terdapat Sembilan manajer dari berbagai bidang diwawancarai.
4.    Hasil
·      Tabel I menunjukkan jumlah data mentah keberhasilan IS di setiap tingkat: tingkat sistem, pengguna dan organisasi. Sel "lainnya" mencakup semua data yang tidak digunakan dalam analisis karena data ini tidak dapat dianggap sebagai atribut kesuksesan IS.
·      Tabel II menyediakan jumlah data mentah per kategori keberhasilan IS di tingkat sistem.
·      Tabel III memberikan kategori keberhasilan IS di tingkat pengguna. Ada 62 data mentah yang disajikan dalam analisis kesuksesan IS di tingkat pengguna. Diskusi berikut memberikan informasi tentang arti kategori yang muncul di tingkat pengguna.
Analisis konsep yang menentukan dampak pada kategori tugas individual menunjukkan bahwa kategori ini ditentukan oleh dua subkategori, yaitu: "perubahan aktivitas" dan "peran dan perubahan tanggung jawab." Gambar 2 menunjukkan hubungan ini.

 



5.    Tingkat organisasi
Strategi penyajian data dan analisis keberhasilan IS yang sama pada tingkat individu yang dipekerjakan di tingkat organisasi. Dibawah ini adalah kategori kesuksesan IS di tingkat organisasi yaitu :
o  Kategori "Financial impact / dampak finansial" mengacu pada sejauh mana sebuah kesuksesan Sistem informasi memungkinkan pertumbuhan keuangan organisasi.
o  Kategori "Impact on the business networks / dampak pada jaringan bisnis" mengacu pada sejauh mana sebuah  kesuksesan Sistem informasi dapat memungkinkan organisasi untuk mempertahankan keberlanjutan hubungan dengan mitranya seperti pemasok, investor dan klien.
o  Kategori "Business process redesign / desain ulang proses bisnis" mengacu pada sejauh mana sebuah kesuksesan Sistem informasi dapat merekayasa ulang proses bisnis.
o  Kategori "Gain of competitive advantage / keuntungan dari keunggulan kompetitif" mengacu pada sejauh mana keberhasilan sebuah Sistem informasi memungkinkan organisasi menjadi kompetitif dan mendapatkan keuntungan keunggulan dibanding pesaingnya.
o  Kategori “Ease of uesr’s perfomance evaluation / kemudahan evaluasi kinerja pengguna" mengacu pada sejauh mana kesuksesan sebuah Sistem informasi memungkinkan manajemen atau supervisor untuk memudahkan mengevaluasi kinerja karyawan.
o  Kategori "Innovation / inovasi" mengacu pada sejauh mana keberhasilan sistem informasi membantu organisasi menjadi semakin inovatif.
o  Kategori "Knowledge development / pengembangan pengetahuan" mengacu pada sejauh mana kesuksesan Sistem informasi membantu pengembangan pengetahuan dalam organisasi.
Keberhasilan Sistem informasi di tingkat organisasi dapat dikategorikan menjadi dua bidang utama: Internal dan eksternal. Internal dibagi lagi menjadi: kemudahan evaluasi kinerja pengguna, inovasi, dampak terhadap keuangan, perancangan ulang proses bisnis dan kategori pengembangan pengetahuan. Eksternal terbagi menjadi: keuntungan keunggulan kompetitif dan kategori dampak pada jaringan bisnis.

6.    Diskusi
Dengan membandingkan temuan kami dengan teori yang ada dalam budaya nasional, kami dapat menjelaskannya kategori yang muncul. Kanada meliki skor rendah pada "jarak kekuatan" dan "ketidakpastian penghindaran". Dalam model organisasinya, Hofstede (1994) menyebutkan organisasi yang termasuk dalam bagian model "organisasi pasar" ini. Ini berarti bahwa organisasi akan selalu mencari pasar sebelum strategi apapun diimplementasikan. Permintaan pasar inilah yang membenarkan produk dan layanan yang dijual. Ini juga ditemukan dalam model kesuksesan IS Kanada kami. Kami menemukan orang-orang Kanada percaya bahwa IS yang baik harus memungkinkan mereka memperoleh keunggulan kompetitif dan meningkatkannya hubungan dengan pelanggan, pemasok dan investor. Inovasi juga muncul di Model Kanada. Ini berarti bahwa pengguna mendorong inovasi untuk mendapatkan sebuah keunggulan kompetitif. Karakteristik "individualistik" budaya di Kanada mendukung dan membenarkan "dampak pada keterampilan dan pengetahuan individu" dan "dampak pada pengguna sebagai pribadi ". Orang dalam budaya "individualistis" mencari pengakuan dan promosi dan menjaga diri sendiri alih-alih memberi banyak penekanan pada Kelompok yang mencirikan budaya "kolektivis". "Kemudahan evaluasi kinerja pengguna " adalah kategori lain yang didukung oleh dimensi" individualisme ". Kenyataannya, karena prestasi, promosi dan pengakuan pribadi penting, manajer perlu mencari cara yang mudah untuk membantu mereka menentukan karakteristik ini.
Skor rendah pada "avoidance uncertainty" (46) berarti orang-orang Kanada tidak merasa Terancam oleh situasi ambigu. Mereka suka berinovasi dan menghasilkan produk baru. Mereka lebih menyukai pendekatan kreatif. Hal ini terbukti dengan kategori "dampak pada keterampilan dan pengetahuan" yang mengarah pada" inovasi ". Penelitian kami mendukung teori Rosenzweig (1994) mengenai internasionalisasi ilmu manajemen. Penulis berpendapat bahwa internasionalisasi manajemen penelitian sains yang menyangkut sosio-teknis dan sistem sosial tidak mungkin dilakukan terutama karena variabel, themeasurement dari variabel, dan hubungan antara Variabel semua dipengaruhi oleh nilai orang yang menggunakannya. Dari perspektif ini, kita Menemukan bahwa kesuksesan IS, sebuah konsep yang menyangkut sistem sosio-teknis, memang terpengaruh Dengan budaya nasional. Banyak penulis populer seperti Hofstede (1980), Laurent (1983), Maurice (1979), Tayeb (1994), dan Trompenaars (1993) mengemukakan bahwa Model dan teori buatan Amerika Serikat tidak boleh diterapkan dalam budaya yang berbeda Tanpa adaptasi lokal. Di bidang sistem informasi, Shing-Kao (1997), Kedia dan Bhagat (1988), dan Robichaux dan Cooper (1998) menambahkan bahwa mayoritas manajemen Teori memiliki perspektif barat yang didasarkan pada nilai tertanam orang Amerika. Penelitian kami mendukung argumen dan pernyataan ini dengan menunjukkan bahwa kesuksesan IS adalah Tidak dirasakan sama dalam budaya yang berbeda. Temuan penelitian kami juga mendukung Jordan (1996) yang mengklaim bahwa makna informasi dan efektivitas Sistem informasi dapat bervariasi secara substansial dalam budaya yang berbeda. Kami juga mendukung Krumar dan Bjrn-Andersen (1990) yang berpendapat bahwa sistem informasi sudah ada Nilai yang mencerminkan nilai prioritas budaya di mana mereka dikembangkan. Itu Penolakan sistem the ERP dalam satu budaya nasional tertentu di mana organisasi kita memiliki sebuah Anak perusahaan meminjamkan dukungan kepada Robey dan Rodriguez-Diaz (1989). Penulis mengklaim hal itu MNC menghadapi kesulitan dalam menerapkan IS pada anak perusahaan yang berbeda karena budaya mungkin Menghalangi usaha implementasi karena perbedaan cara IS ditafsirkan dan diberikan berarti. Kami juga menjawab permintaan utama Rosenzweig (1994) yang dia undang Peneliti tidak mempertanyakan apakah teori yang ada valid atau tidak Menanyakan bagaimana orang di tempat yang berbeda memandang dan menentukan objek penelitian di pertanyaan. Temuan kami di tingkat sistem akan membantu tim implementasi sistem ERP Untuk berhasil dalam tahap implementasi proyek. Dengan implementasi, maksud kita Aspek teknis dari implementasi sistem dan bukan aspek sosial. Jika di atas Kategori dan konsep diimplementasikan dalam sistem ERP, penerimaan sistemnya Sangat mungkin terjadi karena akan didasarkan pada bagaimana persepsi pengguna sistem di masa depan Kondisi sistem yang dapat diterima dan baik. Tim pelaksana harus mengambilnya Masing kategori: "kualitas data intrinsik" "kualitas data kontekstual" "representasional Kualitas data "" aksesibilitas "" kualitas interaksi pengguna-sistem "dan" pemrosesan data Sistem kualitas "bersama dengan konsep yang sesuai dan menerapkan sistem.
7.    Implikasi
Hasil penelitian ini akan membantu manajemen dalam mengukur kasus organisasi kita IS yang sukses (sukses jangka panjang) di tingkat sistem, tingkat individu dan tingkat organisasi dengan terus mengembangkan kuesioner yang mencakup kategori yang muncul serta konsep yang sesuai.